Jumat, 30 Oktober 2009

KOBONGAN DAN RUKHSHAH TIDAK PUASA

KOBONGAN, akar katanya “kobong” artinya terbakar. Kobongan dalam pengertian Jawa adalah menyetubuhi isteri atau bersenggema ketika waktu subuh sudah masuk, dan/ atau bersenggama pada siang hari di bulan suci ramadhan, yang dengannya dapat membatalkan puasa seperti halnya makan dan minum dengan sengaja tanpa halangan (‘udzur) yang dibenarkan oleh hukum.
Kobongan di bulan ramadhan secara hukum puasanya batal, tetapi meskipun pada saat itu sudah batal, yang bersangkutan tidak boleh makan hingga terbenam matahari. Dan sebagai kifaratnya wajib memerdekakakan seorang budak, atau berpuasa 2 (dua) bulan berurut-turut, dan/ atau memberi makan 60 (enam puluh) orang miskin, sabda Rasul: “Ada seorang pria datang kepada Rasul, seraya berkata: Wahai Rasul rusak aku (halaktu). Rasul bersabda: Apa yang membuat kamu rusak ? Saya menjima’ isteri si bulan ramadhan, sahut pria itu. Rasul bersabda: Apakah kamu sanggup memerdekakan seorang budak ? Pria itu berkata tidak. Rasul bersabda: Apakah kamu kuat berpuasa 2 (dua) bulan berturut-turut ? Pria itu berkata tidak. Abihurairah berkata: Dalam pada itu, Rasul diberi 1 (satu) wadah besar yang berisi kurma. Lalu Rasul bersabda: Ambillah kurma ini dan sedekahkan kepada orang-orang miskin…(HR. Shahih Muslim)
Membayar kifarat hanya ada 2 (dua) pilihan, berpuasa 2 (dua) bulan berturut-turut dan memberi makan 60 (enam puluh) orang miskin. Hal ini, karena di negeri ini tidak budak. Dan bahkan di Mekah sendiri sudah tidak ada perbudakan. Perbudakan pernah ada di jaman Rasul, seiring dengan perkembangan jaman perbukan negeri turunnya al-qur’an itu akhirnya hilang dengan sendirinya.
Masalahnya adalah, al-qur’an maupun al-hadits tidak ada penjelasan secara rinci berapa yang harus dibayarkan bagi orang yang kobongan di bulan ramadahan. Al-hadits hanya menyebutkan memberi makan 60 (enam puluh orang miskin), tidak ada penjelasan per-orang sekian real dan/ atau sekian rupiah.
Perihal itu, para alim ulama berperan untuk berijtihad guna menentukan nilai nominalnya yang harus dibayarkan oleh orang yang kobongan pada siang hari di bulan ramadhan. Sebagian ulama berpendapat, bahwa yang harus dibayarkan oleh orang yang kobongan sebagai berikut: Memberi makan kepada orang miskin @ Rp. 10.000,00. Jadi, yang harus dibayarkan adalah 60 orang x Rp. 10.000,00 = Rp. 600.000,00. Dan uang tersebut supaya dibagikan kepada fakir miskin setempat.
Fidyah
Apa itu fidyah ? Denda (biasanya berupa makanan pokok, misalnya beras dsb) yang dibayar oleh seorang muslim karena meninggalkan puasa yang disebabkan oleh penyakit menahun, dan penyakit tua yang menimpa dirinya dsb. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1994 hal. 276)
Membayar fidyah atau denda bagi orang yang tidak puasa, dasarnya adalah firman Allah swt: “Dan wajib atas orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin” (QS. 2: 184)
Ibnu Abbas berkata: Ayat diatas kemurahan (rukhshah) bagi pria dan wanita yang sudah lansia, keduanya berusaha sekuat tenaga untuk berpuasa. (Maka), keduanya diberi kemurahan untuk tidak berpuasa, (tapi) harus membayar fidya. Caranya adalah, yang bersangkutan setiap hari supaya memberi makan kepada 1 (satu) orang miskin.
Demikian pula wanita hamil dan wanita yang sedang menyusui. Imam Abudawaud berkata: Maksudnya adalah untuk keselamatan anaknya, maka keduanya dibolehkan tidak berpuasa, (sebagai gantinya) supaya memberi makan” (HR. Abudawud)
Didalam fikih sunnah, dari Atha’ Imam Bukhary meriwayatkan: Bahwa Atha’ mendengarkan kepada Ibnu Abbas yang sedang membaca ayat: “Wa’alalladzina yuthiqunahu fidyatun tha’amu miskin”. Lalu, Ibnu Abbas berkata: Ayat ini tidak mansukh, dan diberlakukan hanya bagi pria dan wanita yang sudah lansia lagi tidak kuat menjalankan puasa. Maka, keduanya supaya memberi makan kepada 1 (satu) orang miskin dalam setiap harinya. (Selain itu), ayat ini juga berlaku bagi orang yang sakit menahun (kronis) dan menurut keterangan dokter penyakitnya sulit untuk disembuhkan.
Penjelasan
1) Yang termasuk kelompok lansia adalah pria maupun wanita yang sudah berusia 60 tahun keatas, dan sudah tidak kuat berpuasa. Sebagai gantinya setiap hari ia harus membayar fidyah, yaitu memberi makan kepada orang miskin, lebih kurang @ Rp. 7.500,00 per-orang (hasil ijtihad ulama).
2) Orang yang sakit menahun (kronis) dan sudah tidak kuat berpuasa, juga dibolehkan untuk membayar fidyah, yaitu memberi makan kepada orang miskin, yang besarannya sebagaimana poin 1 (satu) diatas.
3) Adapun wanita hamil dan ibu yang tengah menyusui anaknya, oleh sebagian ulama menganjurkan untuk tetap berpuasa (tidak membayar fidyah). Karena, sekarang ini ibu yang menyusui dan ibu hamil, pada malam harinya dapat mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Sedangkan si-kecil yang masih menyusui pada siang harinya tidak harus menyusu kepada ibunya, tetapi dapat mengunakan susu kaleng buatan pabrik.
4) Orang pikun dan orang gila (majnun) meskipun tidak berpuasa, mereka tidak wajib membayar fidyah, sebab orang gila dan orang pikun keduanya tidak terkena kewajiban berpuasa.
Musafir
Musafir adalah orang yang meninggalkan negerinya (selama tiga hari atau lebih), pengembara (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1994 hal. 675). Ada riwayat yang mengatakan: Musafir adalah perjalanan (kaki) sehari semalam (jauhnya lebih kurang 90 km).
Para musafirin atau pemudik yang menempuh perjalanan jauh, mereka tidak wajib menjalankan ibadah puasa: Sesungguhnya bin ‘Abbas berkata: Rasulullah berpuasa, (namun) ketika Rasul sampai di suatu tempat yang bernama Kadid (mata air yang letaknya antara daerah “Qudaid dan ‘Asfan”, (lalu) Rasul tidak puasa selama berada di Wilayah tersebut hingga berakhir Ramadhan.
Dari Anas semoga Allah meridhohi padanya, dia (Anas) berkata: Kami pernah bersama Rasul dalam sebuah bepergian, sebagian dari kami ada yang puasa dan ada yang tidak puasa. Anas berkata: Pada hari itu matahari sangat panas, lalu kami berteduh di bawah pohon yang rindang, sebagian dari kami ada yang berlindung dari kainnya dan ada berlindung dengan tangannya. Anas berkata: Jatuh dan pingsang orang-orang yang berpuasa. (Sedangkan) bagi mereka yang tidak puasa terlihat tetap sehat bugar, dengan begitu Rasul bersabda: Pada hari ini, orang-orang yang tidak puasa justru mendapat pahala” (HR. Shahih Muslim)
Dari Muhammad bin Ka’ab bahwasanya dia berkata: Pada bulan ramadhan aku (Ka’ab) datang kepada Anas bin Malik, ketika itu (Anas) akan bepergian jauh (musafir), lalu Anas minta makanan lalu disantapnya. (Dengan begitu), aku (Ka’ab) berkata kepada Anas: Apakah ini termasuk sunnah? Ini adalah sunnah, sahut Anas. Lalu Anas naik kendaraan” (HR. Sunan Turmudzi)
Perihal itu, bagi para musafirin yang akan pulang kampung menjelang Hari Raya Idul Fitri 1430 H, jika dalam perjalanan diperkirakan memakan waktu yang cukup lama dan sangat melelahkan hingga sampai tujuan, sebaiknya anda tidak puasa, dan sebelum berangkat disunatkan untuk makan terlebih dahulu. Tetapi, jika anda berangkat dari Jakarta menuju Ujung Pandang, menggunakan jasa pesawat Garuda Air Lines yang ber-AC, lama dalam penerbangan di udara hanya lebih kurang 2 jam penerbangan dan cukup menyenangkan, maka sebaiknya anda tetap berpuasa, sehingga tidak perlu mengganti puasa di luar ramadhan.
Bagi wong Cirebon yang menggunakan jasa angkutan kereta Argota Jati dan Cirek kelas bisnis yang ber-AC jurusan Cirebon Jakarta, dan juga juga sebaiknya dari Jakarta ke Cirebon. Sebaiknya tidak harus membatalkan puasa. Tetapi, kalau tidak puasa-pun anda tidak berdosa, dengan catatan harus mengganti puasa di luar ramadlan sejumlah hari yang tidak puasa.
Kesimpulan: 1) Kobongan adalah hubungan badan suami isteri pada siang hari di bulan ramadhan, dan kifaratnya memberi makan 60 orang miskin atau berpuasa 2 (dua) bulan berturut-turut. 2) Fidyah adalah tebusan berupa makanan pokok bagi mereka yang sudah lansia dan sudah tidak kuat lagi menajalankan ibadah puasa. 3) Wanita hamil dan Ibu yang masih menyusui di bulan ramadhan, dianjurkan untuk puasa. Karena, pada siang hari si kecil dapat menggunakan susu kaleng. Sedang wanita hamil dalam menjaga kondisi fisiknya agar tetap prima, pada malam harinya dapat mengkomsumsi makanan dan minuman yang bergizI.
H. Mansyur, anggota asosiasi guru penulis PGRI Provinsi Jawa Barat.

MENGIKUTI DAKWAH RASUL

SECARA sosiologis dakwah Rasul mempunyai tiga konsep. Pertama retorika atau menyampaikan, menyampaikan dalam bahasa agamanya dinamakan tablig. Setiap wahyu yang diterima dari Malaikat Jibril as senantiasa disampaikan kepada para sahabat.
Kedua menyejukkan, mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul dan duduk bersanding bukan untuk bertanding. Yang tua supaya menyayangi yang muda, dan yang muda supaya menghormat kepada yang lebih tua. Dengan begitu, terciptalah dialog antar budaya (akulturasi budaya) sosialisasi dan implementasi. Konsep dakwah semacam ini juga dinamakan dakwah kultural.
Ketiga terstruktur, terbangunnya sebuah jaringan yang sangat solid, penyiaran islam di Madinah sangat cepat menyebar ke seluruh jazirah Arab dan meskipun menghadapi banyak rintangan dari musuh-musuh islam. Dengan mengedepankan kearifan ditengah-tengah masyarakat yang tergolong pluralis agama dan budaya saat itu. Akhirnya mereka sadar dan mengimani bahwa islam adalah agama yang diterima di sisi-Nya.
Rasul peneliti
Rasul Allah yang suci sejak usia muda belia menjadi seorang peneliti, ketika itu Rasul sering melakukan perjalanan jauh membawa barang-barang dagangannya ke arah sebelah utara jazirah Arab. Saat itulah Rasul dapat berinteraksi langsung dengan berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan budaya.
Dalam kesempatan itu, Rasul tak luput menghimpun data dan fakta (fact finding), mengenai berbagai aspek hidup dan kehidupan masyarakat di daerah itu. Rasul sangat kaya dengan pengalaman dan pengetahuan tentang geografis, sosiologis, etnografis, religius, psikologis, antropologis, dan budaya dari berbagai suku bangsa.
Data dan fakta yang dihimpun, kemudian menjadi pengetahuan yang amat berharga bagi Rasul di jamannya. Dari sanalah Rasul sering bertafakur, yang kemudian terinspirasi bahwa amoralitas dan perilaku masyarakat Arab saat itu karena atas kebodohannya.
Mereka menyembah banyak tuhan, berhala yang terbuat dari batu dan kayu. Dan bahkan sejumlah berhala menyerupai manusia dan makhluk lainnya yang terbuat dari adonan roti, lalu disembahnya dianggap sebagai tuhan.
Uniknya, jika mulai terasa lapar lalu tuhan-tuhan itu digoreng buat santapan mereka. Melihat masyarakat Arab yang dengan kejahiliyaannya itu, Rasul berkesimpulan bahwa mereka harus diselematkan dari kehancuran dan membangun sebuah landasan baru sebagai pedoman hidup mereka.
Dari sanalah, Rasul sering berkhalawat, bersemedi (tahannus) di Gua Hira yang agak jauh dari tempat tinggalnya. Di Gua Hira, Rasul di datangi oleh Malaikat Jibril as seraya membacakan surat al-‘alaq ayat 1 s/d 5 sebagai wahyu pertama diturunkan kepada Rasul yang memerintahkan untuk membaca.
Wahyu yang pertama turun, Rasul mulai berfungsi sebagai seorang pendidik dan pembimbing masyarakat (social educator). Rasul mulai melakukan revolusi mental masyarakat Arab, dari kebiasaan menyembah berhala, menghinakan kaum hawa, tidak memiliki prikemanusiaan, dan bahkan yang kuat menindas kelompok lemah. Rasul sebagai pendidik mampu mengubah dan menggugah tradisi bangsa Arab secara radikal menjadi bangsa yang hanya menyembah kepada Allah swt, menghormati kaum hawa, dan menjadi bangsa yang berprikemanusiaan tinggi.
Periodesasi
Muhammad Said Ramadhan al-Buti membuat peiodesasi dakwah Rasul. Awalnya, dakwah dilakukan secara rahasia melalui pendekatan diinter keluarga Rasul, tahapan ini dalakukan selama tiga tahun khususnya ketika di Mekah. Lalu, dakwah dilakukan secara terbuka berlangsung hingga Rasul hijrah ke Madinah. Dakwah terbuka dilakukan untuk memerangi kelompok kafir yang selalu merintangi, klimaksnya diadakanlah perjanjian Hudaibiyah antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin pada tahun ke 6 hijrahnya Rasul.
Periode Madinah merupakan awal pembinaan kaderisasi bagi pengikut setianya Rasul. al-Khulaf al-Rasyidin merupakan kaderisasi yang paling awal dididik dan dibina oleh Rasul. Kaderisasi periode Mekah masih sangat terbatas, orientasinya baru pembinaan ketahuidan. Seiring dengan ayat-ayat al-qur’an yang turun, penekanannya pada pebinaan aqidah dan dalam beribadah hanya menyembah kepada Sang Khalik.
Kaderisasi periode Madinah mulai dikembangkan dan diperluas, orientasinya pembentukan masyarakat muslim di tengah-tengah masyarakat non muslim, muamalah, kemasyrakatan, kebangsan, ta’awun, ukhuwah, dan toleransi antar agama. Seiring dengan ayat-ayat al-qur’an yang turun di Madinah lebih komprehensif ketimbang ayat-ayat yang turun di Makkah.
Ayat-ayat yang turun bukan pada tempat yang hampa, tetapi berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar sehingga menimbulkan prto dan kontra diantara mereka. Hal ini sangat terlihat terwujudnya naskah perjanjian dan kerjasama komunitas muslim dan non muslim, yang kemudian perjanjian itu diabadikan sebagai Piagam Madinah.
Dengan begitu, fungsi Rasul terlihat semakin meningkat dari fungsi sebagai pendidik menjadi pembangun masyarakat (community builder) atau membangun Negara (state builder).
Pembangunan masyarakat Madinah di bawah kepemimpinan Rasul, penduduknya berubah secara radikal. Yang tadinya terkenal masyarakat biadab, lalu berubah menjadi masyarakat yang beradab. Yang tadinya masyarakat kebal hukum, lalu berubah menjadi sadar hukum. Yang tadinya masyarakat hanya mementingkan diri sendiri, lalu berubah menjadi sangat toleransi dan saling tolong menolong. Saat itulah penduduk Madinah kemudian terkenal dengan sebutan masyarakat madani.


Keberhasilan dakwah Rasul
Minimal dua faktor kebehasilan dakwah Rasul. Peratama, konsistensi kode etik dakwahnya yang tidak memisahkan antara ucapan dan perbuatan. Rasul tidak memerintahkan kepada orang lain yang ia sendiri tidak melakukannya. Dan bahkan Rasul sebagai uswatun hasanah dalam banyak hal melakukan kebajikan, baik dihadapan orang banyak maupun dalam kesendiriannya yang tidak diketahui orang lain.
Kedua, tidak ada kompromi dalam masalah aqidah, dengan tetap mengedepankan toleransi (tasamu) dalam batas-batas tertentu. Pada suatu ketika tokoh musyrik Mekah, seperti al_walid bin Mughirah, Aswad bin Abdul Muthabil, Umayyah bin Khalaf. Mereka datang kepada Rasul mengajak untuk mengikuti kepercayaan mereka dalam beribadah, dan sebaliknya mereka akan mengikuti praktik ibadah Rasul. Dengan begitu, Rasul dengan tegas menjawab: Aku berlindung kepada Allah dari kelompok orang-orang yang menyekutukan dengan-Nya.
Ketiga, dalam berdakwa Rasul tidak meminta imbalan dari mereka, justru sebaliknya Rasul sering membantu para sahabtnya yang tergolong tidak mampu. Seorang dluafa tidak bisa melangsungkan pernikahannya karena tidak punya uang untuk menyediakan mas kawin (mahar), lalu Rasul memberi sesuatu untuk mas kawin, sebagai salah satu persyaratan sahnya pernikahan. Dilain kesempatan ada seorang yang termiskin di wilayahnya terkena kifarat karena bersenggama dengan isterinya di bulan Ramadlan, lalu Rasul memberi kurma untuk membayar kifaratnya.
Keempat, keteladanan yang diberikan kepada para sahabat. Akhlak Rasul adalah al-qur’an. Bahkan Rasul Allah yang suci merupakan bentuk realisasi pengamalan al-qur’an, dan setiap kehidupan Nabi dijadikan contoh bagi umatnya. Rasul memerintah salat lima waktu dan Rasul memberi contoh cara salat yang baik dan benar.
Ketika al-qur’an memerintahkan bermusyawarah, lalu Rasul melakukannya dengan para sahabat, khususnya ketika menyelesaikan dan atau akan memutuskan perkara umatnyatu. Rasul Allah yang suci termasuk seorang insan yang sukses spektakuler di dalam mendakwakan agamanya. Adalah Rasul sebagai pembaharu (mujaddid), telah berhasil menciptakan sebuah sistem kehidupan baru, hanya dalam kurun waktu lebih kurang 23 tahun.
Kini ajaran Rasul yang sangat agung itu, membumi dan paling banyak diikuti oleh umat manusia di belahan dunia. Sejarah telah mengukir dengan tinta emas bahwa islam yang didakwahkan oleh Rasul lima belas abad silam, pernah mengglobal dan menguasai dunia lebih kurang delapan ratus tahun.
H. Mansyur, anggota asosiasi guru penulis PGRI Provinsi Jawa Barat.

Kamis, 29 Oktober 2009

TSUNAMI DAN PERINGATAN

GELOMBANG-gelombang laut raksasa terbesar akibat gempa bumi yang tercatat dalam sejarah, oleh bangsa Jepang diberi nama "tsunami" dan “hungtao” oleh bangsa Cina. Adalah yang pernah terjadi di Laut Tengah sebelah timur, tepatnya pada tanggal 21 Juli 365 M dan menewaskan ribuan orang di kota Iskandariyah, Mesir.
Tanggal 1 November 1775. Gelombang samudra Atlantik yang mencapai ketinggian 6 meter yang meluluhlantakkan pantai-pantai Portugal, Spanyol dan Maroko.
Tanggal 27 Agustus 1883: Gunung berapi Krakatau di Indonesia meletus dan gelombang tsunami yang menyapu pantai-pantai Jawa dan Sumatera menewaskan 36.000 orang. Letusan gunung berapi tersebut sungguh dahsyat sehingga selama bermalam-malam langit bercahaya akibat debu lava berwarna merah.
Tanggal 15 Juni 1896: "Tsunami Sanriku" menghantam Jepang. Tsunami raksasa berketinggian 23 meter tersebut menyapu kerumunan orang yang berkumpul dalam perayaan agama dan menelan 26.000 korban jiwa.
Tanggal17 Desember 1896: Tsunami merusak bagian pematang Santa Barbara di California, Amerika Serikat, dan menyebabkan banjir di jalan raya utama.
Tanggal 31 Januari 1906: Gempa di samudra Pasifik menghancurkan sebagian kota Tumaco di Kolombia, termasuk seluruh rumah di pantai yang terletak di antara Rioverde di Ekuador dan Micay di Kolombia; 1.500 orang meninggal dunia.
Tanggal 1 April 1946: Tsunami yang menghancurkan mercu suar Scotch Cap di kepulauan Aleut beserta lima orang penjaganya, bergerak menuju Hilo di Hawaii dan menewaskan 159 orang.
Tanggal 22 Mei 1960: Tsunami berketinggian 11 meter menewaskan 1.000 orang di Cili dan 61 orang di Hawaii. Gelombang raksasa melintas hingga ke pantai samudra Pasifik dan mengguncang Filipina dan pulau Okinawa di Jepang.
Tanggal 28 Maret 1964: Tsunami "Good Friday" di Alaska menghapuskan tiga desa dari peta dengan 107 warga tewas, dan 15 orang meninggal dunia di Oregon dan California.
Tanggal 16 Agustus 1976: Tsunami di Pasifik menewaskan 5.000 orang di Teluk Moro, Filipina. Tangga 17 Juli 1998: Gelombang laut akibat gempa yang terjadi di Papua New Guinea bagian utara menewaskan 2.313 orang, menghancurkan 7 desa dan mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Tanggal 26 Desember 2004: Gempa berkekuatan 8,9 pada skala Richter dan gelombang laut raksasa yang melanda enam negara di Asia Tenggara menewaskan lebih dari 156.000 orang.
Tsunami besar yang pernah terjadi dalam sejarah, adalah bencana alam dikarenakan adanya pergerakan lantai dasar samudra merupakan syarat terjadinya tsunami. Dengan kata lain, semakin besar perpindahan lempeng kerak bumi di lantai dasar samudra, semakin besar jumlah air yang digerakkannya, dan hal ini akan menambah kedahsyatan tsunami.
Hal lain yang meningkatkan daya rusak tsunami adalah struktur pantai yang diterjangnya: Selain faktor seperti bentuk pantai yang berupa teluk atau semenanjung, landai atau curam, bagian dari pantai yang selalu berada di dalam air mungkin saja memiliki struktur yang dapat menambah kedahsyatan gelombang pembunuh.
Dalam pernyataan lain, yang memperjelas bahwa tindakan pencegahan yang dilakukan tidak dapat dianggap sebagai jalan keluar sempurna, Dudley mengatakan bahwa Amerika dan Jepang telah mendirikan perangkat pemantau paling mutakhir di Samudra Pasifik, tapi seluruh perangkat ini memiliki tingkat kesalahan lima puluh persen.
Peringatan
Gempa bumi yang membahayakan dan maupun yang tidak membahayakan, merupakan peringatan Sang Khalik kepada hamba-hambanya yang melampaui batas dan banyak berbuat dosa. Dengan harapan, agar mereka sadar dan segera kembali ke jalan yang benar seraya bertaubat kepada Rob-nya, dengan taubat an-nashuhah.
Ada banyak cara Tuhan untuk menyadarkan umat manusia yang melampaui batas dan banyak dosa misalnya, Sang Khalik memperdengarkan suara petir yang menggelagar di angkasa luas, segenap manusia ketakutkan karenanya. Termasuk gempa bumi yang terkini di Tasikmalaya, berlangsung Rabu tanggal 2 September 2009, sekitar pukul 14.55 WIB berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR). Gempa tersebut, mengguncang kawasan Jawa Barat, Yogyakarta, Jateng, Jakarta dan Banten.
Jawa Barat menjadi daerah yang mengalami kerusakan terparah dan menelan kerugian yang tidak sedikit, sejumlah sarana publik, ratusan rumah penduduk hancur dan bahkan tidak sedikit penduduk tewas seketika. Sejumlah wanita menjanda secara tiba-tiba, demikian pula sebaliknya banyak pria yang menduda seketika, dan sejumlah anak manusia yang menjadi anak yatim piatu karena kehilangan orang tua.
Bencana alam yang datangnya secara tiba-tiba menunjukkan, Sang Khalik Maha Agung dan manusia makhluk yang lemah dan sangat kecil jika dibandingkan dengan kebesaran Rob-nya. Sebelum datangnya gempa sebagian wilayah di negeri ini sudah menggunakan alat teknologi canggih, sebagai upaya penanggulangan gempa secara dini. Seperti halanya Negara-negara maju di dunia ini, sebutlah Amerika Serikat, Jepang, Cina dan negara maju lainnya. Namun ketika tsunami datang, ternyata alat pendeteksi yang mereka banggakan tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi dahsyatnya tsunami.
Dari abad ke-20, ditengarai sebagai "abad bencana alam", hingga kini, telah terjadi sejumlah bencana alam besar seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, angin tornado, badai, angin topan, angin puyuh, dan banjir, disamping tsunami, dan semua ini telah menimpakan kerusakan parah dan merenggut nyawa jutaan manusia. Ketika seseorang memikirkan fenomena luar biasa ini, dapat dipahami bahwa hal ini memiliki kemiripan dengan fenomena alam yang dinyatakan sebagai pertanda masa awal dari Zaman Akhir.
Menurut apa yang dinyatakan dalam hadits, Zaman Akhir adalah suatu masa yang akan datang menjelang terjadinya hari kiamat, dan ketika nilai-nilai Al Qur'an tersebar luas ke masyarakat. Tahap pertama dari Zaman Akhir adalah di kala manusia menjauhkan diri dari nilai-nilai ajaran agama, ketika peperangan semakin meningkat, dan fenomena alam luar biasa terjadi.
Demikianlah, di dalam sejumlah hadits, kota-kota dan bangsa-bangsa yang dilenyapkan dari lembaran sejarah dikabarkan sebagai tanda-tanda Zaman Akhir. Dalam hadits-hadits yang mengupas masalah tersebut Nabi kita menyatakan:
"Saat (Hari akhir) tidak akan terjadi hingga ... gempa bumi menjadi sering terjadi." (Bukhari) "Peristiwa-peristiwa besar akan terjadi di masanya [Imam Mahdi]." (Ibnu Hajar Haytahami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi'alamat al-Mahdi al-Muntazar, h. 27)
Ada dua peristiwa besar sebelum hari Kiamat ... dan kemudian tahun-tahun gempa bumi. (Diriwayatkan oleh Ummu Salamah (r.a ) "Banyak peristiwa yang begitu menyedihkan akan terjadi di masanya [Imam Mahdi]." (Imam Rabbani, Letters of Rabbani, 2/258)
Di tahap kedua Zaman Akhir, Allah akan membebaskan manusia dari kebobrokan akhlak dan peperangan melalui Imam Mahdi. Di masa ini, yang dikenal sebagai Zaman Keemasan, peperangan dan pertikaian akan berakhir, dunia akan dipenuhi oleh kemakmuran, keberlimpahan dan keadilan, dan nilai-nilai ajaran Islam akan melingkupi bumi dan diamalkan secara luas.
Masa seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dengan izin Allah, tetapi akan berlangsung sebelum hari kiamat. Tahap ini sekarang tengah menunggu saatnya yang ditentukan oleh Allah.Segala sesuatu di bawah kendali Allah. Orang-orang beriman yang memahami kebenaran ini dan yang memiliki keimanan tulus kepada Allah, berserah diri kepada Tuhan kita dengan pemahaman bahwa mereka tengah mengikuti takdir mereka. Allah telah mengatur segala sesuatu dengan sempurna, hingga rinciannya yang terkecil, sejak penciptaan bumi hingga Hari Kiamat.
Segala sesuatu dicatat dalam kitab "Lauh Mahfuz". Segala sesuatu telah terjadi dalam satu waktu dalam pandangan Allah, Yang tidak terikat oleh ruang ataupun waktu, dan ruang serta waktu dari setiap peristiwa telah ditetapkan. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah ayat: "Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Al Qur'an, surat Al An'aam, 6:67)***. (Dari internet dan sumber lain)
H. Mansyur, anggota asosiasi guru penulis PGRI Provinsi Jawa Barat
TSUNAMI DAN PERINGATAN
Oleh H. Mansyur *)
GELOMBANG-gelombang laut raksasa terbesar akibat gempa bumi yang tercatat dalam sejarah, oleh bangsa Jepang diberi nama "tsunami" dan “hungtao” oleh bangsa Cina. Adalah yang pernah terjadi di Laut Tengah sebelah timur, tepatnya pada tanggal 21 Juli 365 M dan menewaskan ribuan orang di kota Iskandariyah, Mesir.
Tanggal 1 November 1775. Gelombang samudra Atlantik yang mencapai ketinggian 6 meter yang meluluhlantakkan pantai-pantai Portugal, Spanyol dan Maroko.
Tanggal 27 Agustus 1883: Gunung berapi Krakatau di Indonesia meletus dan gelombang tsunami yang menyapu pantai-pantai Jawa dan Sumatera menewaskan 36.000 orang. Letusan gunung berapi tersebut sungguh dahsyat sehingga selama bermalam-malam langit bercahaya akibat debu lava berwarna merah.
Tanggal 15 Juni 1896: "Tsunami Sanriku" menghantam Jepang. Tsunami raksasa berketinggian 23 meter tersebut menyapu kerumunan orang yang berkumpul dalam perayaan agama dan menelan 26.000 korban jiwa.
Tanggal17 Desember 1896: Tsunami merusak bagian pematang Santa Barbara di California, Amerika Serikat, dan menyebabkan banjir di jalan raya utama.
Tanggal 31 Januari 1906: Gempa di samudra Pasifik menghancurkan sebagian kota Tumaco di Kolombia, termasuk seluruh rumah di pantai yang terletak di antara Rioverde di Ekuador dan Micay di Kolombia; 1.500 orang meninggal dunia.
Tanggal 1 April 1946: Tsunami yang menghancurkan mercu suar Scotch Cap di kepulauan Aleut beserta lima orang penjaganya, bergerak menuju Hilo di Hawaii dan menewaskan 159 orang.
Tanggal 22 Mei 1960: Tsunami berketinggian 11 meter menewaskan 1.000 orang di Cili dan 61 orang di Hawaii. Gelombang raksasa melintas hingga ke pantai samudra Pasifik dan mengguncang Filipina dan pulau Okinawa di Jepang.
Tanggal 28 Maret 1964: Tsunami "Good Friday" di Alaska menghapuskan tiga desa dari peta dengan 107 warga tewas, dan 15 orang meninggal dunia di Oregon dan California.
Tanggal 16 Agustus 1976: Tsunami di Pasifik menewaskan 5.000 orang di Teluk Moro, Filipina. Tangga 17 Juli 1998: Gelombang laut akibat gempa yang terjadi di Papua New Guinea bagian utara menewaskan 2.313 orang, menghancurkan 7 desa dan mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Tanggal 26 Desember 2004: Gempa berkekuatan 8,9 pada skala Richter dan gelombang laut raksasa yang melanda enam negara di Asia Tenggara menewaskan lebih dari 156.000 orang.
Tsunami besar yang pernah terjadi dalam sejarah, adalah bencana alam dikarenakan adanya pergerakan lantai dasar samudra merupakan syarat terjadinya tsunami. Dengan kata lain, semakin besar perpindahan lempeng kerak bumi di lantai dasar samudra, semakin besar jumlah air yang digerakkannya, dan hal ini akan menambah kedahsyatan tsunami.
Hal lain yang meningkatkan daya rusak tsunami adalah struktur pantai yang diterjangnya: Selain faktor seperti bentuk pantai yang berupa teluk atau semenanjung, landai atau curam, bagian dari pantai yang selalu berada di dalam air mungkin saja memiliki struktur yang dapat menambah kedahsyatan gelombang pembunuh.
Dalam pernyataan lain, yang memperjelas bahwa tindakan pencegahan yang dilakukan tidak dapat dianggap sebagai jalan keluar sempurna, Dudley mengatakan bahwa Amerika dan Jepang telah mendirikan perangkat pemantau paling mutakhir di Samudra Pasifik, tapi seluruh perangkat ini memiliki tingkat kesalahan lima puluh persen.
Peringatan
Gempa bumi yang membahayakan dan maupun yang tidak membahayakan, merupakan peringatan Sang Khalik kepada hamba-hambanya yang melampaui batas dan banyak berbuat dosa. Dengan harapan, agar mereka sadar dan segera kembali ke jalan yang benar seraya bertaubat kepada Rob-nya, dengan taubat an-nashuhah.
Ada banyak cara Tuhan untuk menyadarkan umat manusia yang melampaui batas dan banyak dosa misalnya, Sang Khalik memperdengarkan suara petir yang menggelagar di angkasa luas, segenap manusia ketakutkan karenanya. Termasuk gempa bumi yang terkini di Tasikmalaya, berlangsung Rabu tanggal 2 September 2009, sekitar pukul 14.55 WIB berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR). Gempa tersebut, mengguncang kawasan Jawa Barat, Yogyakarta, Jateng, Jakarta dan Banten.
Jawa Barat menjadi daerah yang mengalami kerusakan terparah dan menelan kerugian yang tidak sedikit, sejumlah sarana publik, ratusan rumah penduduk hancur dan bahkan tidak sedikit penduduk tewas seketika. Sejumlah wanita menjanda secara tiba-tiba, demikian pula sebaliknya banyak pria yang menduda seketika, dan sejumlah anak manusia yang menjadi anak yatim piatu karena kehilangan orang tua.
Bencana alam yang datangnya secara tiba-tiba menunjukkan, Sang Khalik Maha Agung dan manusia makhluk yang lemah dan sangat kecil jika dibandingkan dengan kebesaran Rob-nya. Sebelum datangnya gempa sebagian wilayah di negeri ini sudah menggunakan alat teknologi canggih, sebagai upaya penanggulangan gempa secara dini. Seperti halanya Negara-negara maju di dunia ini, sebutlah Amerika Serikat, Jepang, Cina dan negara maju lainnya. Namun ketika tsunami datang, ternyata alat pendeteksi yang mereka banggakan tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi dahsyatnya tsunami.
Dari abad ke-20, ditengarai sebagai "abad bencana alam", hingga kini, telah terjadi sejumlah bencana alam besar seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, angin tornado, badai, angin topan, angin puyuh, dan banjir, disamping tsunami, dan semua ini telah menimpakan kerusakan parah dan merenggut nyawa jutaan manusia. Ketika seseorang memikirkan fenomena luar biasa ini, dapat dipahami bahwa hal ini memiliki kemiripan dengan fenomena alam yang dinyatakan sebagai pertanda masa awal dari Zaman Akhir.
Menurut apa yang dinyatakan dalam hadits, Zaman Akhir adalah suatu masa yang akan datang menjelang terjadinya hari kiamat, dan ketika nilai-nilai Al Qur'an tersebar luas ke masyarakat. Tahap pertama dari Zaman Akhir adalah di kala manusia menjauhkan diri dari nilai-nilai ajaran agama, ketika peperangan semakin meningkat, dan fenomena alam luar biasa terjadi.
Demikianlah, di dalam sejumlah hadits, kota-kota dan bangsa-bangsa yang dilenyapkan dari lembaran sejarah dikabarkan sebagai tanda-tanda Zaman Akhir. Dalam hadits-hadits yang mengupas masalah tersebut Nabi kita menyatakan:
"Saat (Hari akhir) tidak akan terjadi hingga ... gempa bumi menjadi sering terjadi." (Bukhari) "Peristiwa-peristiwa besar akan terjadi di masanya [Imam Mahdi]." (Ibnu Hajar Haytahami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi'alamat al-Mahdi al-Muntazar, h. 27)
Ada dua peristiwa besar sebelum hari Kiamat ... dan kemudian tahun-tahun gempa bumi. (Diriwayatkan oleh Ummu Salamah (r.a ) "Banyak peristiwa yang begitu menyedihkan akan terjadi di masanya [Imam Mahdi]." (Imam Rabbani, Letters of Rabbani, 2/258)
Di tahap kedua Zaman Akhir, Allah akan membebaskan manusia dari kebobrokan akhlak dan peperangan melalui Imam Mahdi. Di masa ini, yang dikenal sebagai Zaman Keemasan, peperangan dan pertikaian akan berakhir, dunia akan dipenuhi oleh kemakmuran, keberlimpahan dan keadilan, dan nilai-nilai ajaran Islam akan melingkupi bumi dan diamalkan secara luas.
Masa seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dengan izin Allah, tetapi akan berlangsung sebelum hari kiamat. Tahap ini sekarang tengah menunggu saatnya yang ditentukan oleh Allah.Segala sesuatu di bawah kendali Allah. Orang-orang beriman yang memahami kebenaran ini dan yang memiliki keimanan tulus kepada Allah, berserah diri kepada Tuhan kita dengan pemahaman bahwa mereka tengah mengikuti takdir mereka. Allah telah mengatur segala sesuatu dengan sempurna, hingga rinciannya yang terkecil, sejak penciptaan bumi hingga Hari Kiamat.
Segala sesuatu dicatat dalam kitab "Lauh Mahfuz". Segala sesuatu telah terjadi dalam satu waktu dalam pandangan Allah, Yang tidak terikat oleh ruang ataupun waktu, dan ruang serta waktu dari setiap peristiwa telah ditetapkan. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah ayat: "Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Al Qur'an, surat Al An'aam, 6:67)***. (Dari internet dan sumber lain)
*) H. Mansyur, anggota asosiasi guru penulis PGRI Provinsi Jawa Barat.

TUNTASKAN WAJAR DIKDAS

JIKA dibandingkan dengan kemajuan pendidikan di Negara-negara kawasan Asia, kemajuan pendidikan di negeri ini masih tertinggal jauh. Angka Partisipasi Masyarakat (APM) masih sangat rendah, pemberantasan buta aksara belum tuntas, kesenjangan pendidikan antara kota dan desa, Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) sembilan tahun belum tuntas, anggaran pendidikan juga belum mencapai 20% dari APBN dan APBD diluar gaji.
Untuk mengejar ketertinggalan pendidikan minimal ada lima yang dapat menjawab dan merealisasikannya. Pertama, terpenuhinya dana pendidikan baik dari APBN, APBD Provinsi dan dana dari APBD Kabupaten/ Kota.
Kini pemerintah sudah serius mendanai pendidikan baik pendanaan untuk fisik maupun non fisik, sebagian sekolah dan infrastruktur lainnya mendapat bantuan dana. Kini galeri SD s/d SMA/SMK terlihat bagus terlebih sekolah-sekolah yang letaknya di jalan yang strategis. Terpenuhinya buku pelajaran dan buku perpustakaan, bantuan computer, bantuan alat-alat kesenian, dan bantuan lainnya.
Sayangnya, bantuan pendidikan belum merata ke semua sekolah. Masih banyak sekolah yang belum mendapat rehabilitasi total dan kekurangan pasilitas penunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang memadai, dan sebaliknya ada juga sekolah yang kebanjiran kucuran bantuan dana. Uniknya, sekolah yang siswanya banyak dan tergolong mampu justru sering mendapat bantuan dana, sedangkan sekolah yang siswanya sedikit dan tergolong tidak mampu kurang mendapat perhatian. Padahal,
Untuk menghindari diskriminasi bantuan dana pendidikan kiranya Walikota selaku penguasa di Daerah dan aparat yang terkait berkenan turun ke bawah untuk melihat secara langsung kondisi yang sebenarnya di lapangan. Masih dijumpai sekolah yang tidak sehat, misalnya tidak ada saluran pembuangan air sehingga jika musim hujan tiba halaman sekolah kebanjiran dapat mengganggu aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) yang sebagian peruntukkannya untuk rehabilitasi ringan sampai saat ini belum dicairkan, padahal dananya sudah tersedia. Ironisnya. Post anggaran telephone untuk bulan Januari s/d Maret 2009 dapat dicairkan jika sekolah dapat menunjukkan bukti kuitansi pembayaran. Jika tidak, maka dana tersebut akan di kembalikan ke Pemda, ini benar-benar ironis.
Pihak sekolah tidak bisa menunjukkan kuaitansi pembayaran telephone karena sudah di bayarkan dari dana BOS. Kalau begtu, pencairan dana BOP yang akan datang seyogyanya tepat waktu, sehingga post anggaran telephone dapat digunakan oleh pihak sekolah selaku penerima bantuan dana.
Kedua, komitmen pemerintah daerah untuk menuntaskan Wajar Dikdas, dengan memberdayakan seluruh potensi daerahnya, khususnya dinas terkait yang terlibat secara langsung dalam penanganan pendidikan. Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota selaku penanggung jawab pelaksana pendidikan di daerah hendaknya memberdayakan aparat pendidikan di tingkat kecamatan.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pendidikan di tingkat kecamatan bekerjasama dengan sekolah-sekolah yang ada di wilayahnya untuk melakukan pendataan anak usia sekolah. Dengan begitu, kita dapat mengetahui data anak secara lengkap dan akurat, baik yang sedang sekolah dan maupun yang belum menuntaskan Wajar Dikdas atau putus sekolah.
Tiga tahun silam pernah dilakukan oleh para guru yang bertugas di wilayah kota Cirebon. Namun untuk mendapatkan data siswa tidak semudah apa yang dalam benak kita, banyak kendala di lapangan. Ketika guru selaku petugas pendata datang ke rumah ketua RT/ RW untuk mendapatkan data anak yang usia sekolah. Jika ketua RT/ RW ada di rumah petugas mendapat data, sebaliknya jika ketua RT/ RW tidak ada di rumah maka petugas tidak mendapatkan data.
Dari sinilah menimbulkan data Wajar Dikdas yang tidak valid. Lalu bagaimana anak-anak jalanan yang tidak jelas identitas mereka, dan bahkan sejumlah anak-anak negeri ini yang usia sekolah tidur di bawah kolom jembatan. Kalau begitu, data positif penuntasan Wjar Dikdas dalam tiga tahun terakhir ini masih diragukan kebenarannya.
Ketiga, kemitraan antara Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dengan Kantor Departemen agama dalam menuntaskan Wajar Dikdas, baik pendidikan formal maupun non formal. Caranya, melakukan sosialisasi dan publikasi Wajar Dikdas 9 tahun melalui media cetak, media elektronika, dan media lainnya
Sosialisasi wajib belajar melalui program sarjana dan pemuda Penggerak Wajar Dikdas, khususnya di wilayah pedesaan, daerah terpencil dan wilayah kepulauan. Keempat, Kemitraan antara pemerintah dengan swasta, lembaga social kemasyarakatan dan penyelenggara pendidikan, seperti : Muslimat , NU, Muhammadiyah. Dengan tetap melibatkan Dewan pendidikan, tokoh masyarakat, pengusaha dan stakeholder lainnya.
Kelima, kemitaraan sekolah dengan orang tua siswa dalam meningkatkan layanan pendidikan yang bermutu. Kemitraan, seharusnya sekolah dengan orang tua siswa dapat bekerja. Pihak orang tua siswa datang ke sekolah tidak hanya setahun sekali ketika awal tahun pelajaran mendengar penjelasan Kepala Sekolah perihal program yang akan dilakukan sekolah untuk satu tahun ke depan. Demikian pula pihak sekolah seyogyanya melakukan kunjungan ke rumah orang tua siswa, bukan hanya kepada orang tua siswa yang suka datang ke sekolah berkonsultasi tentang perkembangan dan prestasi putranya. Tetapi justru tidak kalah pentingnya mendatangi orang tua siswa yang tidak pernah melakukan kunjungan ke sekolah.
Indikator ketuntasan Wajar Dikdas jika anak usia (7-15 tahun) bersekolah dan berhasil menuntaskan Wajar Dikdas dan dilegalisasi dengan selembar kertas tipis yang bertuliskan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah.
Gerakan penuntasan Wajar Dikdas sembilan tahun harus dicermati secara seksama dan serius oleh seluruh praktisi pendidikan dan seluruh stakeholder. Startegi penuntasan Wajar Dikdas harus didukung oleh semua pihak, mulai dari mereka yang berpendidikan rendah hingga yang berpendidikan tnggi.
Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2006 silam tentang gerakan Nasional Pencapaian Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun dan pemberantasan buta aksara, dimaksudkan agar pada tahun 2008 silam, APM SD/SD/ MI dan APK SMP/ MTs mencapai 95%.
Pemerintah dalam hal ini Depdiknas selaku penanggung jawab ketuntasan Wajar Dikdas di negeri ini, harus bekerja keras dalam menyelesaikan berbagai kendala di lapangan. Tinggi angka drop out peserta didik SD/MI dan proporsi lulusan SD/MI yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs, juga angkanya tergolong tinggi, dan APM SD/MI Kabupaten/ Kota menunjukkan di bawah angka 95%.
Mereka adalah anak-anak bangsa berhak mendapatkan layanan pendidikan dan wajib menuntaskan Wajar Dikdas yang dibiayai pemerintah. Akan lebih menunjang jika Kepala Daerah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) yang mempunyai kekuatan hukum, dengan menerapkan sanksi bagi warga Negara yang tidak mengindahkan program Wajar Dikdas. Jika Perda tersebut dapat direalisasikan. Lalu, apa bisa dilakukan dan apa sanksinya ?
Optimisme
Indikator yang menunjukkan rasa optimisme ketuntasan Wajar Dikdas, terwujudnya sekolah gratis biaya rutin bulanan dan biaya semester. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI/ SDLB/ Paket A yang sudah terealisasi mencapai 94,7% (Pelangi Pendidikan). Ketuntasan Wajar Dikdas targetnya bukan hanya mengejar kuantitas, tetapi juga menyangkut mutu lulusannya. Berbica soal mutu tidak terlepas persoalan dana, tetunya.
Meskipun ada beberapa Kabupaten/ Kota yang kurang mampu mendanai penuntasan Wajar Dikdas di wilayahnya tidak menjadi hambatan pemerintah dalam menuntaskan Wajar Dikdas, karena pemerintah pusat akan memberi bantuan dana operasional penuntasan Wajar Dikdas khususnya kepada daerah yang tidak mampu.
Selain itu, juga akan segera disusulkan dana peningkatan tunjangan fungsional khusus bagi guru dan sejumlah dana yang cukup signifikan untuk peningkatan SDM tenaga pengajar dan staf.
Secara bertahap pemerintah memberi bantuan dana pembelian buku untuk semua mata pelajaran bagi siswa dan pendirian pendidikan dasar SD-SMP satu atap, SMP terbuka, layanan khusus bagi daerah terpencil, daerah rawan konflik dan sekolah inklusi.
Mansyur, anggota assosiasi penulis guru PGRI Provinsi Jawa Barat

PARTAI GOLKAR DAN SUARA TUHAN

PARTAI Golongan Karya salah satu partai politik yang besar di Indonesia saat ini, terkenal dan dikenal seluruh lapisan masyarakat hingga tingkat paling bawah (grass root). Partai Golkar, awalnya adalah Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sejber Golkar) di akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Sekber Golkar didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964 atas dorongan TNI Angkatan Darat. Terpilih sebagai Ketua Brigjen Djuahartono.
Sekber Golkar lahir untuk menandingi PKI berserta Ormasnya dalam kehidupan politik saat itu, dan sebagai wadah golongan fungsional dan lainnya yang tidak berada dibawah pengaruh politik tertentu saat itu. Anggota Sekber Golkar semula beranggotakan 61 organisasi, yang kemudian berkembang pesat hingga mencapai 291 oraganisasi. Hal ini dimungkinkan, karena adanya kesamaan visi dan misi diantara masing-masing anggota organisasi yang terhimpun di dalamnya. Yaitu. untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945 dengan tetap di dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Oraganisasi anggota Sekber Golkar tersebar di seluruh Nusantara, yang kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam tujuh Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu: Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO), Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Organisasi Profesi, Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM), Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI), dan Gerakan Pembangunan.
Seiring dengan perkembangan jaman, Sekber Golkar berubah menjadi Golongan Karya dan termasuk salah satu organisasi peserta Pemilu. Tahun 1971 adalah Pemilu pertama di era pemerintahan Orde Baru dibawah pimpinan Presiden Soeharto, dan Golongan Karya tampil sebagai pemenang. Pada Pemilu berikutnya masih di era Pemerintahan Orde Baru, tepatnya tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan tahun 1997 Pemilu tetap dimenangkan oleh Golongan Karya.
Mengapa Golongan Karya sangat solid saat itu ? Kebijakan pemerintahan Soeharto sangat mendukung kemenangan Golongan Karya dalam setiap Pemilu, khususnya monoloyalitas PNS, kelurga TNI, POLRI, dan lainnya dikerahkan untuk memenangkan Golkar saat itu.
Pasca pemerintahan Soeharto dan reformasi digulirkan, kelompok reformis menginginkan perbuhan Golongan Karya menjadi partai politik. Dengan begitu, Para elit Golongan Karya melakukan reformasi di internal organisasi, yaitu Golongan Karya berubah wujud menjadi “Partai Golkar” yang kedudukannya sama dengan partai politik peserta pemilu lainnya, dan tidak lagi ada campur tangan dari penguasa yang tengah berkuasa baik di tingkat pusat maupun di daerah.
Pemilu tahun 1999 yang diselenggarakan oleh Presiden BJ Habibie, Partai Golkar untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu dengan tanpa ada kebijakan yang berarti seperti sebelumnya di era pemerintahan Soeharto. Perolehan suara Partai Golkar menjadi peringkat kedua setelah PDI-P.
Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif tahun 2004, Partai Golkar menjadi pemenang dengan meraih suara 24.480.757 suara atau 21,58% dari keseluruhan suara sah.
Kini, Partai Golkar dipimpin oleh Drs. H. Muhammad Yusuf Kalla sebagai Ketua Umumnya, yang juga sebagai Wakil Presiden saat ini. Sebelumnya jabatan Ketua Umum DPP Partai Golkar dijabat oleh Ir. H. Akbar Tanjung.
Pemilu tahun 2009 ini Partai Golkar akan mengikuti pesta demokrasi untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Partai Golkar menjagokan Muhammad Yusuf Kalla dengan Wiranto (JK-WIN) sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden, akan bertarung dengan calon Presiden dan Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Boediono (SBY-BERBUDI) dari Partai Demokrat dan Megawati Soekarno Putri dengan Prabowo Subianto Djojohadikusuma (MEGA-PRO) dari partai PDI-P.
Bagi warga Negara yang sudah wajib pilih supaya berbondong-bondong datang ke TPS menggunakan hak pilihnya tepatnya tanggal 8 Juli 2009. Karena bagaimana pun calon Presiden dan Wakilnya yang terpilih periode 2009-2014 yang akan datang, sangat menentukan “baik buruknya” nasib bangsa ini untuk lima tahun ke depan.
Sejatinya, nama calon yang akan terpilih sebagai pemenang maupun yang kalah sudah ada ditangan-Nya. Para pakar politik, hanya bisa memprediksi dan menganalisis calon pemenang. Tetapi mereka tidak bisa memastikan siapa dan dari partai mana pemenangnya. Pena telah kering (sudah ada takdirnya) terhadap apa yang kamu jumpai” (HR. Bukhari). Adalah setiap kejadian di muka bumi ini atas kehendak-Nya semata “Bahwasanya Kami menciptakan segala sesuatu dengan qadar” (QS. al-qamar: 49).
Rasul Allah yang suci telah mengajarkan kepada kita melalui sabdanya, “Allah telah menulis takdir-takdir makhluk (sejak) lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”, demikian hadits riwayat sahih Muslim.
Jadi, Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih melalui suara rakayat adalah atas kehendak-Nya. Bahwasanya tidak dikatakan beriman jika tidak mengimani takdir baik (khair) maupun takdir buruk (syar), demikian hadits riwayat Sunan Turmudzi. Maka ada benarnya jika orang mengatakan suara rakyat adalah suara Tuhan. (Disarikan dari berbagai sumber)
H. Mansyur, anggota asosiasi guru penulis PGRI Provionsi Jawa Barat.

ETOS KERJA YANG BERMAKNA

SETIAP orang yang bekerja rata-rata menghabiskan waktu 30 s.d 40 tahun, setelah itu pensiun menjadi komunitas lansia, seraya menunggu malaikat Maut datang menjemputnya untuk menghadap keharibaannya. Perihal itu, bekerja menghabiskan waktu yang tidak sedikit bukan hanya mencari sesuap nasi. Tetapi, juga untuk mencari makna bagi kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Untuk menggapai makna keduanya, paling tidak ada dua hal yang bisa menjelaskan: Pertama, pekerjaan harus sesuai dengan minat, kompetensi profesi, dan peluang. Ketiga-tiganya sangat erat kaitannya dalam menunjang profesi. Misalnya, ada peluang tetapi tidak berminat, namun masih relevan dengan kompetensi. Hal semacam itu, diperlukan kesiapan mental. Bahwa seseorang harus siap menghadapi berbagai situasi dalam menempuh “misi kerja”.
Kesiapan mental yang kuat dalam mengemban misi pekerjaan sebagai amanat yang dipercayakan, yang dengannya menjadi sebuah praktik moralitas bersyukur. Kedua, mencintai pekerjaan. Ada banyak pekerja yang tidak langsung mencintai pekerjaannya, dikarenakan belum mendalami dengan baik. Dalam bekerja selalu dihadapkan dua hal, yaitu mencintai pekerjaan dan/ atau mengeluh setiap hari. Bagi mereka yang tidak mencintai perofesinya kebanyakan mengeluh.
Menurut Jansen Sinamo, ia mengutip dari filsuf asal Jerman, Johann Wolfgang von Goethe: “Its not doing the thing we like, but liking the thing we have to do, that makes life happy”. (Jangan mengerjakan sesuatu yang hanya kita sukai, tetapi cintailah sesuatu yang harus kita kerjakan, itu akan membuat hidup bahagia).
Dalam hidup kadang kita harus melakukan sesuatu yang tidak disukai dan tidak punya pilihan lain. Sementara itu, kita tidak boleh semau gue. Kata orang bijak: “Jika suka makan ikan, konsekwensinya harus mau ketemu duri”. Dalam dunia kerja, kata duri dapat dianalogikan gaji yang kecil, teman kerja yang tidak menyenangkan, atasan yang kurang empatik dan masih banyak lagi yang seirama dengan itu. Dari sinilah seorang pekerja menjalani gemblengan dan ujian mental, yang dengannya memperluas wawasan, pengalaman untuk menjadi seorang pekerja yang andal dan memiliki etos kerja.
Sejak zaman kolonial Belanda, tenaga kerja di negeri ini sudah terkenal kurang bagus, tentara Belanda menamakan inlander (pemalas), sebutan ini termasuk cemoohan yang berkonotasi ejekan pemalas. Berbeda dengan etos samurai yang dimiliki oleh bangsa Jepang, sejak dulu terkenal dan dikenal sebagai bangsa yang pekerja keras dan ulet.
Bangsa penyembah matahari itu, dalam bekerja bukan berarti tidak mengenal waktu seperti para pecandu kerja (workaholic). Tetapi, mereka pandai mengatur waktu, baik untuk kepentingan pekerjaan yang telah terprogram dan maupun untuk keperluan lain diluar jam kerja. Prinsipnya adalah, bahwa bekerja untuk semua dan semua harus bekerja baik bawahan maupun atasan.
Ada banyak atasan yang mengharapkan bawahannya bekerja keras, sementara itu ia sendiri banyak melakukan hal-hal yang melemahkan semangat kerja bawahan. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Jansen: Atasan yang suka mengkritik bawahan, tetapi tidak pernah memuji jika bawahan berprestasi. Bukankah setiap insan menyukai penghargaan (reward)? Sangat manusiawi, tentunya.
Konosuke Matsushita, salah seorang pendiri perusahaan Matsushita Elektrik Industrial (MET) menjadi contoh yang bagus. Begini ceritanya: Pada tahun 1929, saat itu terjadi resesi dunia membuat pertumbuhan ekonomi Jepang anjlok tajam. Hampir seluruh perusahaan di negeri Sakura itu melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawannya, sehingga perusahaan MET terpaksa memangkas produksi hingga setengahnya. Namun, Matsushita menjamin tak seorang-pun karyawan yang terkena PHK. Konsekwensinya, pimpinan perusahaan mengajak seluruh karyawan untuk bekerja keras, mereka dilatih dan dididik untuk menjual hasil produksi, dan hasilnya “sungguh luar biasa”. Para karyawan yang terlatih dan terdidik berubah menjadi tenaga marketing yang memiliki etos kerja dan profesional, yang dengannya menjadikan perusahaan MET terkuat di Jepang di zamannya.
Etos kerja
Ada banyak pengertian etos kerja, misalnya: 1) Merupakan perilaku khas suatu komunitas atau organisasi, mencakup motivasi yang menggerakkan, karakteristis utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan, prinsip-prinsip, dan standar-standar, 2) Keyakinan, berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekolompok orang dan/ atau sebuah institusi, 3) Sehimpunan perilaku positif, lahir sebagai keyakinan fundamental dan komitmen total pada paradigma kerja yang integral atau terpadu.
Jadi, etos kerja adalah roh dari keberhasilan kerja yang saling menguatkan antara kompetensi, karakter, yang dilandasi oleh nilai-nilai komitmen, doktrin dan keyakinan. Jika semua syarat tersebut berfungsi dengan baik akan melahirkn etos kerja yang bermakna: 1) Bekerja adalah rahmat, apapun profesi anda misalnya sebagai pengusaha, BUMN, sebagai aparat pemerintah yang duduk di eksekutif, di legislatif, sebagai PNS, dan bahkan sebagai tenaga buruh kasar sekalipun adalah rahmat dari Sang Khalik. Dengan bekerja, berarti mempunyai sumber pendapatan yang rutin sebagai rezki yang halal.
Dengan bekerja, setiap awal bulan menerima gaji dan tunjangan profesi, dengan bekerja mempunyai banyak teman dan kesempatan untuk menambah ilmu dan memperluas wawasan. 2) Bekerja adalah amanat, Presiden dan Wakilnya menerima amanat dari seluruh rakyat, anggota DPR-RI menerima amanat dari rakyat daerah pemelihannya, pramuniaga menerima amanat dari pemilik toko, PNS menerima amanat dari negara.
Para penerima amanat yang tidak amanat, ancamannya neraka: “Neraka wel bagi pemimpin, neraka wel bagi staf, dan neraka wel bagi orang yang menerima amanat”. Demikian sabda Rasul.
Penjelasan: Pemimpin yang masuk neraka: Bagi mereka yang tidak amanat, tidak berlaku adil, dan tidak belas kasihan. Staf yang masuk neraka: Bagi mereka yang bekerja semau gue dan hanya menuntut haknya supaya terpenuhi. Penerima amanat yang masuk neraka: Bagi mereka yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, datang ke kantor hanya setiap tanggal muda menganbil gaji buta.
3) Bekerja adalah ibadah, dalam bekerja niatnya untuk mencari nafkah yang halal, yang dengannya sebagai penunjang kelancaran menghambakan diri kepada-Nya. Bukankah ibadah haji diwajibkan bagi orang-orang yang berduit? Dan jika belum menunaikan ibadah haji islamnya belum sempurnah.
4) Bekerja adalah panggilan, misalnya profesi dokter, perawat, guru, pengusaha, petani dan profesi lainnya. Pada hakikatnya adalah pengabdian dan panggilan jiwa. Dokter dan perawat terpanggil untuk membantu orang sakit, para ustadz dan guru terpanggil untuk menyebarkan ilmu kepada muridnya, para penulis terpanggil menginformasikan kebenaran kepada publik, dan para petani terpanggil untuk menyediakan pangan bagi umat manusia.
Jika setiap tenaga profesional di negeri ini menyadari, bahwa bekerja adalah panggilan jiwa yang bernilai ibadah, ia akan mengatakan begini: “I’m doing my best” (saya akan melakukan yang terbaik).
5) Bekerja adalah kehormatan, Ibnu Zina ilmuwan muslim dan ahli filsafat. Telah menulis banyak buku termasuk buku tentang obat-obatan, yang dengannya menjadi pedoman dan acuan ilmu kedokteran masa kini. Sejarah telah mengukir dengan tinta emas, bahwa Ibnu Zina telah memberikan sumbangan yang sangat besar kepada dunia dan perkembangan IPTEK.
6) Bekerja adalah pelayanan, seorang pemahat tiang yang menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengukir tiang hingga ke ujung paling tinggi. Orang bertanya, buat apa anda membuat ukiran yang indah di tempat yang tak terlihat ? Manusia dan kalian tidak bisa menatap dan manikmati ukiran saya. Tetapi, Sang Khalik bisa menatapnya, jawab si pemahat.
Pada pertengahan abad ke XX, di Prancis hiduplah seorang Duda sebatang kara karena ditinggal mati oleh isteri dan ana-anaknya, kemudian ia pergi ke sebuah lembah Cavennen yang jauh dari keramaian orang. Di lembah yang sepih itu, ia mengembala kambing dan menanam biji oak disepanjang lembah Cavennen. Ia bekerja tanpa mengharapkan imbalan dan tak seorangpun yang memujinya saat itu. Ia meninggal dunia pada usia 89 tahun dan meninggalkan harta warisan yang luar biasa: Tanaman hutan lebat sepanjang 11 km, tanah yang semula tandus kini menjadi subur, sungai-sungai yang dulunya kering kini airnya melimpah dan mengalir kembali. Kekayaan alam peninggalannya itu, kini dinikmati oleh orang-orang yang tak dikenalnya.
Ibnu Zina, Duda asal Prancis, dan ahli seni pemahat itu, telah mengajarkan kepada kita perihal etos kerja yang bermakna, motivasinya hanya mengharapkan ridloh Allah swt. Hal semacam itu, sebaiknya juga dipunyai oleh kita semua, khususnya para pemangku jabatan dan seluruh tenaga profesional ***. Wallahu ‘alam.
H. Mansyur: Anggota asosiasi guru penulis PGRI Provinsi Jawa Barat

MENUJU POLA HIDUP HEMAT

KEHARUSAN membudayakan pola hidup hemat, bukan hanya golongan ekonomi menengah ke bawah. Tetapi, pada hakikatnya berlaku bagi semua orang. Hanya cara penghematannya yang berbeda. Jika orang kaya setiap akhir pekan sekeluarga makan di restauran tentu tidak termasuk pemborosan, lain halnya dengan keluarga yang penghasilannya pas-pasan. Jangankan setiap akhir pekan makan di restauran, setahun sekalipun tidak pernah di programkan.
Jadi. Pola hidup hemat, bukan karena jumlah rupiah yang banyak dikeluarkan setiap harinya, tetapi adanya keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Meskipun pengeluarannya banyak, tapi saldonya masih banyak, tidak termasuk pemborosan alias tergolong pola hidup hemat.
Yang terpenting, jangan sapai lebih besar pasak dari pada tiang. Sabda Rasul: “Sungguh beruntung orang yang hemat lagi bekerja keras” (HR. Ahmad) Maka benar kata orang: “Jika anda tidak bisa menghargai uang satu rupiah, maka anda tidak akan bisa menghargai uang seribu rupiah”.
Penghematan
Ada banyak cara menyikapi menuju pola hidup hemat: 1) Program eliminasi atau penghilangan biaya: Kegiatan yang dianggap tidak perlu dilakukan, meskipun terlihat spele tetapi sarat dengan makna dalam menyikapi penghematan. Misalnya, membiasakan mematikan lampu pada saat seluruh anggota keluarga mulai tidur, dan mematikan TV ketika shalat. 2) Program pengurangan biaya atau reduksi: Misalnya apakah AC harus dihidupkan secara terus menerus selama 24 jam ? Ketika larut malam biasanya suhu udara mulai turun, anak-anak dan seluruh anggota keluarga sudah tidur. Saat itulah AC dimatikan, dan menggantinya dengan kipas angin, hal ini tidak mengurangi kenikmatan tidur. 3) Melakukan program subsitusi atau penggantian menekan biaya: Barang-barang keperluan rumah tangga dan perabot lainnya yang diimpor dari luar negeri, harganya jauh lebih mahal ketimbang buatan dalam negeri dan kualitasnya cukup bagus. Untuk penghematan, gunakanlah buatan dalam negeri. 4) Program komplementer atau penambahan untuk menekan biaya: Cara yang ke empat ini beda dengan poin 1 s.d 3. Khususnya bagi komunitas lansia, usahakan mengkonsumsi jus buah yang segar secara rutin. Hal ini, perlu biaya tambahan untuk membeli buah segar. Tetapi, ini adalah cara penghematan, sebab dengan rutin mengkonsumsi jus buah yang segar, kesehatan anggota tubuh menjadi sehat bugar, yang dengannya dapat mengurangi pengeluaran biaya kesehatan untuk berobat ke dokter.
Barang bekas
Masyarakat kita pada umunya kurang menghargai barang-barang bekas, setiap rumah pasti ada barang bekas yang bisa di uangkan. Katakanlah, botol kecap kosong, kardus dan barang bekas lainnya. Jika setiap menemukan barang bekas di rumah dan sekitarnya lalu dikumpulkan dengan baik selama satu tahun. Lalu dijual menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kan, bisa menambah belanja dapur untuk sajian 1 Syawal.
Mungkin anda pernah melihat kotak tempat penjepit kertas (paper clips), isi dan ukurannya beragam. Didalam kotak tersebut, sejumlah penjepit kertas bekas yang dipergunakan kembali (didaur ulang). Untuk itu, kebiasaan membuang penjepit kertas yang sudah dipakai jangan terulang, sebaiknya dikumpulkan untuk dimanfaatkan kembali.
Hal yang sama, ketika anda memfoto copy sekian eksemplar makalah atau dokumen lainnya, ternyata nota pembayaran yang diberikan kepada anda terbuat dari kertas bekas yang sudah tidak dipakai lagi, semua itu cara hidup hemat.
Memang, sebutir pasir sangat tidak berarti dalam kehidupan, tetapi jika butiran-butiran pasir tersebut dikumpulkan dan dimenej dengan baik, hingga bertumpuk-tumpuk dan menggunung. Jika melihat tumpukan pasir sebanyak itu, dalam benak kita adalah uang jutaan rupiah.
Konon, masyarakat Barat pada umunya dan termasuk orang-orang kaya, mereka tidak merasa malu melakukan yard-sale atau grage-sale. Adalah mereka menjajakan barang-barang yang sudah tidak dipakai di halaman rumah dan /atau di garasi mobilnya. Barang-barang bekas mereka jual hanya untuk mengumpulkan uang sekian puluh dolar. Uang hasil penjualannya itu. dari sudut pandang manapun, terlihat kurang berarti dan bahkan sangat kurang berarti bagi si penjualnya. Tetapi, begitulah cara mereka dalam hal menghargai dolar.
Mengelola keuangan
Untuk merealisasikan pola hidup hemat, supaya menghindari kesalahan sekecil apapun dalam pengelolaan keuangan. Para pakar keuangan keluarga di Barat, telah diidentifikasi berbagai kesalahan pengelolaan keuangan. Hal ini, harus dihindari sehingga dapat mewujudkan pola hidup hemat, antara lain:
1. Kebiasaan berandai-andai, seseorang nekat membeli lotre dengan harapan akan mendapatkan hadiah utama, yang nilainya ratusan juta dan bahkan milyaran rupiah. Selain itu, dalam benak kita berharap mendapatkan harta warisan dalam jumlah yang sangat besar. Dan berhenti menabung, juga berhenti membayar hutang, menunggu saat yang lebih baik, baru akan menabung dan membayar hutang lagi.
2. Menunggu hujan turun padahal tidak memiliki payung, saat ini baru kita sadar bahwa keseluruhan biaya rutin bulanan yang harus dibayarkan setiap bulannya sekian x rupiah, sedangkan tidak ada lagi sisa uang untuk ditabung. Ada keluarga yang sakit dan harus berobat dengan biaya yang cukup mahal, saat itu kita baru sadar tidak mampu menyumbang biaya pengobatan tanpa berhutang. Terlebih orang tua kita sakit sedangkan tidak punya uang untuk membentu mereka. Dan bahkan biaya liburanpun harus menambah hutang padahal hutang sebelumnya, juga belum lunas.
3. Kebiasaan memberi makan “monster” (pos pengeluaran yang besar), kita mempunyai hutang 3x lebih besar ketimbang pendapatan kotor tahunan. Dengan begitu, setiap bulannya tidak bisa menabung, yang dengannya juga tidak bisa menyumbang kepada handai tolan yang sangat membutuhkan pertolongan. Akhirnya, hidup kita susah karena tidak bisa mengatur keuangan, dan justru keuanganlah yang mengatur kita.
4. Mengabaikan hubungan keuangan dengan kesehatan, ada banyak orang dan mungkin juga teramsuk kita, kurang peduli berolah raga secara rutin tiga kali dalam seminggu. Sehingga mengabaikan minuman kesehatan secara rutin, misalnya minuman mutli vitaman semacam suplmen mineral. Dengan begitu, kurang memperhatikan pentingnya melakukan tes kesehatan secara berkala. Akhirnya, keuangan dan kesehatan kita tidak stabil, yang dengannya badan menjadi kurus kering dan tidak bergairah lagi karena stress.
5. Kendaraan harus mencerminkan siapa kita ? Untuk menjaga gengsi, terpaksa kita harus membeli atau menyewa beli (leasing) mobil baru, padahal kita sudah memiliki kendaraan roda empat. Dan bahkan, mobil kita lebih dari satu yang tidak digunakan sedikitnya dua kali seminggu. Dengan begitu, pembayaran tahunan keseluruhan biaya kendaraan, lebih kurang dari 5% penghasilan kotor tahunan.
Pola hidup hemat, sangat berkaitan dengan masalah keuangan. Perihal itu, pembelajaran mengelola keuangan harus dilakukan secara terus menerus. Sehingga, perilaku pentingnya sadar akan biaya, dapat diimplementasikan dalam keseharian kita. Hal ini, sangat membantu dalam mengatasi problema ekonomi dalam keluarga. Terlebih, saat ini harga sembako dan barang-barang lainnya terus meroket, seiring dengan semakin sulitnya mencari tambahan pendapatan.
Lalu bagaimana Pegawai Negeri Sipil (PNS) “yang bukan pejabat” ? Ekonomi PNS semakin terpuruk. Meskipun tahun 2010 yang akan datang, rencana pemerintah baru akan menaikkan gaji PNS sebesar 15% dari gaji pokok. Secara matematis, pendapatan PNS akan bertambah 15%. Namun, pada hakikatnya pendapatan mereka justru berkurang. Hal ini, karena kenaikkan harga-harga kebutuhan pokok, jauh lebih besar ketimbang kenaikkan gaji mereka.
Maka, kecakapan pengelolaan keuangan harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga. Sehingga efisiensi dan keefektifan pemanfaatan keuangan, dapat membawa berkah dan tidak banyak terbuang sayang (mubazir). Inilah yang dinamakan menuju pola hidup hemat. Wallahu ‘alam.
H. Mansyur: Anggota asosiasi guru penulis PGRI Provinsi Jawa Barat

MEMAKSIMALKAN FUNGSI OTAK

BAHWASANYA Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. 95: 4). Hal ini. karena pada diri manusia banyak hal yang membedakan dengan makhluk lainnya. Manusia memiliki postur tubuh yang sangat bagus lagi rupawan, akal sehat dan otak yang sangat luar biasa. Hingga kini, teknologi super canggih pun seperti computer, tak akan mampu mengalahkan kehebatan otak manusia.
Robert Eintein “Sang genius”, adalah sosok manusia yang kemampuan otaknya sangat luar biasa. Menurut pakar ilmuwan, Eintein kemampuan otaknya lebih kurang dari 10%. Sedangkan manusia pada umumnya tidak lebih dari 5% kemampuan otaknya, dan selebihnya 95% lainnya pergi ke liang lahad. Jadi, kabanyakan manusia kemampuan otaknya sangat rendah atau belum berfungsi secara maksimal. Padahal, menjadi genius seperti Eintein adalah hak setiap anak cucu Nabi Adam as. Lalu, bagaimana cara memaksimalkan fungsi otak anak-anak kita hingga 10% menuju genius seperti otak Eintein ?
Fungsi otak
Para medis jaman dahulu beranggapan, bahwa fungsi otak kanan dan otak kiri belum maksimal, dan juga telah ditemukan perbedaan fungsi kedua otak tersebut. Selanjutnya, perbedaan fungsi otak kanan dan kiri tidak hanya menjadi ilmu pengetahuan yang diakui bersama oleh praktisi para medis pada umumnya. Bahkan, justru menjadi sebuah cabang disiplin ilmu pengetahuan yang secara khusus untuk diteliti.
Fungsi otak kiri adalah, untuk berpikir nalar, analisa, kemampuan berbahasa, dan menghitung. Alias bertanggung jawab terhadap Intelligence Quotient (IQ) seseorang. Jika seseorang dengan otak kiri yang lebih dominan, terlihat lebih egois, mementingkan diri sendiri, gampang iri hati, sombong dan lain sebagainya.
Sedangkan otak kanan bertanggung jawab dalam emosi, daya intuisi, daya kreasi, kesenian, kemampuan refleksi, daya ingat, kepribadian, dan lain sebagainya. Alias otak kanan bertangung jawab terhadap emotion Quotient (EQ). Seseorang yang otak kanannya lebih dominan biasanya, sangat perasa dan kurang dalam kemampuan manajerial.
Saat ini, pendidikan yang dikembangkan di sekolah-sekolah lebih mengutamakan otak kiri. Akhirnya, kebanyakan dari kita tidak percaya adanya indra intuisi, daya prediksi dan kemampuan perspektif yang merupakan gejala umum, otak kanan kurang berfungsi karena tertekan oleh otak kiri.
Padahal, otak kanan dan otak kiri, dapat berfungsi secara maksimal jika otak tengah (midbrain) difungsikan. Otak kiri tidak lagi menekan otak kanan, sehingga kemampuan prediksi, daya ingat, daya seni, kemampuan refleksi tidak hanya bisa berkembang, tetapi justru kemampuan manajerial dan pemahaman mereka terpelihara dengan baik. Orang seperti ini, biasanya memiliki rasa kasih sayang, kerukunan, mencintai kepada orang tua sendiri, orang yang lebih tua dan bahkan memiliki tingkat kecerdasan.
Mengaktifkan otak tengah
Ada banyak cara dalam mengaktifkan otak tengah, dan masing-masing cara mendapatkan hasil yang berbeda. Genius Mind Consultancy (GMC), adalah sebuah terobosan baru saat ini, dan hasilnya sangat luar biasa dalam mengaktifkan otak tengah. Hal ini, karena GMC dalam pelatihan menggunakan teknologi computer yang modern melalui kalobarasi, audio dan kemanjuran musik.
Setelah anak mengikuti pelatihan dalam mengaktifkan otak tengah, selama dua hari atau lebih kurang 12 jam. Saat itu, otak tengah anak sudah mulai teraktivitasi untuk seumur hidup. Saat itu, anak sangat enjoy, memiliki rasa percaya diri, dan bahkan orang tua merasa sangat senang menyaksikan anaknya semangat dalam belajar. Kondisi anak seperti itu, adalah titik awal pasca mengikuti pelatihan pengaktifan otak tengah. Namun, pasca pelatihan. Jika anak tidak berlatih menutup mata seperti ketika pelatihan secara teratur, maka lambat atau cepat otak kanannya kembali seperti semula dalam kondisi tertidur dan tidak mampu melihat.
Perihal itu, pasca pelatihan diperlukan latihan secara teratur minimal 15 s.d 30 menit setiap hari agar fungsi otak tengah bisa melihat dan tetap stabil. Kestabilan fungsi otak tengah manakala anak mampu mengenal warna, mengenal huruf, membaca, mengenal benda-benda dalam kondisi menutup mata.
Tidak sedikit orang tua berhenti melatih anaknya ketika mencapai titik stabil, mereka tidak mengetahui bahwa pada diri anak terdapat sejumlah potensi yang dapat dikembangkan. Adalah seorang anak yang sudah menggunakan otak tengahnya, humanioranya sangat bagus, suka menolong, pandai bergaul, prestasi belajarnya meningkat. Dan bahkan lebih dari itu, anak dapat menggunakan kemampuan Extra Sensory Perception (ESP), misalnya mereka dapat memprediksi cuaca besok pagi, sehingga dapat merencanakan bagaimana jika keluar rumah.
Agar si anak dapat menggapai kemampuan ESP-nya, diperlukan latihan fungsi otak tengah yang secara terus menerus, dengan cara menutup mata seperti halnya ketika mengikuti pelatihan perdana. Karena hanya latihan menutup matalah bisa menembus pandang, kemudian membuka tutup mata dalam berlatih juga dapat menembus pandang. Dengan latihan secara teratur dan intensif anak akan mencapai indera ESP. Dan pada klimaksnya, kemampuan anak akan memasuki target dominasi dengan otak tengah. Inilah yang dinamakan talenta, mereka dapat berubah secara radikal menjadi insan baru di jaman modern.
Untuk mengaktifkan fungsi otak tengah, peranan tua sangat strategis dan tidak boleh dinafikkan. Adalah anak berasal dari orang tua, karena ayah dan ibu lahirlah si buah hati. Anak lahir dari rahim ibu, rahim adalah nama yang diambilkan dari asma Allah yang artinya Maha Kasih Sayang. Perihal itu, dalam mengaktifkan fungsi otak tengah diperlukan perasaan aman dan percaya diri pada diri anak dari perlakuan orang tua.
Dari segi bahasa, sangat menentukan akan keberhasilan anak. Perihal itu, orang tua jangan pelit memberikan pujian kepada anak. Pujilah ketika mereka melakukan hal-hal yang positif, dan berilah hadiah ketika berprestasi atau naik kelas. Bukankah orang tua di Barat selalu mengucapkan “Thank you” kepada anaknya setiap selesai melakukan perintah orang tuanya ?
Orang tua disarankan agar menyisihkan waktu sedikitnya 15 s.d 30 menit dalam sehari semalam untuk mendampingi anak-anaknya untuk berlatih atau belajar. Sayangnya, dengan 1001 macam hujjah kebanyakan dari kita tidak memiliki waktu untuk mendampingi anak-anaknya dalam berlatih.
Tujuan akhir
Tujuan akhir aktifnya otak tengah bukan berarti ketika anak belajar harus menutup mata atau memejamkan mata dalam mejalankan aktivitas kesehariannya, tetapi untuk membantu anak memasuki kondisi terbimbing otak tengah. Dengan begitu, mereka dapat secara seimbang menggunakan otak kanan dan otak kiri dalam memaksimalkan seluruh potensi otak.
Memejamkan mata, dimaksudkan untuk membantu anak agar bisa memasuki interbrain, setelah terbiasa menutup dan bisa melihat melalui otak tengahnya maka selanjutnya tidak perlu lagi menutup mata, yang dengannya mampu menggunakan otak tengah. Adalah dengan membuka mata, juga anak dapat mengembangkan keseimbangan otak kanan dan otak kiri, sehingga kedua otak berkembang secara seimbang dan berfungsi secara maksimal.
Bagi ibu hamil, juga dapat melatih janin yang masih dalam kandungan. Caranya, dengan memperdengarkan suara musik klasik kepada bayi dalam kandugan. Bagi ibu yang beragama islam, dengan memperdengarkan bacaan ayat suci al-qur’an kepada janin yang sedang dikandungnya. Alangkah indahnya, jika sang ibu membiasakan membaca ayat-ayat suci al-qur’an sejak hamil muda hingga melahirkan.
Saat ini, ada banyak orang tua melaporkan tentang pengalamannya: Bahwa bayi yang secara rutin mendengarkan musik ketika masih dalam kandungan, si anak ketika belajar di sekolah terlihat lebih gampang menerima pelajaran dari gurunya, alias lebih cerdas ketimbang dengan bayi lainnya. Hal ini, memiliki akses yang sangat gampang, baik ke otak kiri maupun ke otak kanan. Dengan begitu, anak ketika belajar, membaca dan menghafalkan benda-benda dengan sangat cepat. Dengan begitu, anak semakin memilki percaya diri, keyakinan, minat dan konsentrasi dalam belajar.
Selain itu, bayi yang baru berusia dua bulan gerakannya terlihat seperti bayi yang berusia empat bulan. Jadi, musik klasik yang diperdengarkan secara teratur kepada janin yang masih dalam kandungan dapat mengaktifasi otak tengah, yang dengannya memaksimalkan keseluruhan fungsi otak.
Hal ini, karena otak tengah dapat menyeimbangkan dalam mengaktifkan otak kiri dan otak kanan, sehingga kedua otak tersebut berfungsi secara maksimal. (Sumber “Genius Mind Consultancy”)
H. Mansyur: Anggota asosiasi guru penulis PGRI Provinsi Jawa Barat.